ANALISIS
BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) INDAHNYA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KARYA H.
SUYATNO DKK DAN INDAHNYA BAHASA INDONESIAKU KARYA KARSIDI
UNTUK
SD KELAS I
Dosen : Dr. Dwiyana Ratna Dewi, M.Pd
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Linguistik Lanjut dan Terapan
OLEH
SUPRIYATI
NIM : 20152110130
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia
Program Pascasarjana
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbagai upaya pembaruan telah
dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya
melalui penyempurnaan kurikulum yang telah ada. Kurikulum merupakan alat yang
sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan, tanpa kurikulum yang sesuai
dan tepat akan sulit mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diiinginkan.
Dalam interaksi belajar-mengajar
tidak hanya diperlukan seorang pengajar dan peserta didik, tetapi juga sebuah
alat pembelajaran. Misalnya, buku teks atau buku pelajaran. Dengan adanya buku
teks, guru dan siswa akan terbantu dalam memperlancar proses belajar-mengajar.
Buku teks atau buku ajar sering
menjadi buku pegangan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.
Buku teks dapat pula digunakan sebagai referensi utama atau sebagai buku teks
penunjang. Baik guru maupun siswa memerlukan buku teks untuk membantu proses
pembelajaran supaya mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu, guru harus
selektif dalam memilih buku teks atau buku ajar yang sesuai dengan pembelajaran
dan kurikulum yang berlaku.
Kriteria pokok pemilihan bahan ajar
atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar
(Depdiknas, 2007:6). Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih
guru untuk dipelajari siswa harus berisi materi atau bahan ajar yang benar-benar
menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Maka dari itu,
pemilihan bahan ajar harus mengacu atau merujuk pada standar kompetensi.
Buku teks terdiri atas buku teks
pokok dan buku teks pelengkap (Supriadi, 2000:2). Buku teks pokok disediakan
oleh pemerintah atau Depdiknas yang telah melalui proses penilaian Puskurbuk,
sedangkan buku teks pelengkap adalah buku-buku terbitan swasta yang dibeli oleh
sekolah atau siswa berdasarkan pilihan setempat.
Buku teks pokok yang dimaksud adalah
Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang merupakan produk dari Puskurbuk. Melalui
hadirnya BSE pemerintah bermaksud menyediakan buku teks bermutu untuk setiap
mata pelajaran yang dapat diperoleh atau dijangkau oleh setiap guru dan murid
di seluruh Indonesia dengan harga murah. Begitu pula, untuk buku teks mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Pihak sekolah dianjurkan menggunakan BSE yang telah
melewati penilaian Puskurbuk dan telah disesuaikan dengan kurikulum terbaru,
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Berdasarkan hasil wawancara dengan
beberapa guru Bahasa Indonesia di SD swasta di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, diketahui
bahwa pihak sekolah sering terkendala dalam hal pendistribusian buku teks dari
pemerintah. Jarak antara pengajuan permintaan dengan pendistribusian buku
terpaut jauh. Pihak sekolah tidak bisa hanya menunggu sementara pembelajaran
harus tetap berlangsung, sehingga pihak sekolah menggunakan buku terbitan
swasta sebagai buku pokok.
Tujuan awal penggunaan buku teks
pelengkap atau buku teks non-BSE terbitan swasta ialah untuk mendampingi buku
teks yang disediakan pemerintah, meskipun kenyataannya tidak selalu demikian.
Kenyataan di lapangan, setelah melakukan survei ke SD YPPI kota Surabaya
peneliti menemukan bahwa pemanfaatan buku teks pelengkap terbitan swasta
sebagai bahan ajar utama lebih banyak dibandingkan penggunaan BSE. Bahkan,
masih ada sekolah yang belum mempunyai koleksi BSE di perpustakan untuk sekadar
dipinjamkan ke siswa, sehingga guru menggunakan buku terbitan swasta sebagai
buku pegangan siswa. Karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
kualitas buku teks pelengkap yang sering digunakan tersebut, terutama kaitannya
dengan materi yang harus disesuaikan dengan kurikulum terbaru.
Keberadaan buku ajar atau buku teks
tersebut tidak bisa lepas dari kurikulum yang diberlakukan. Perubahan kurikulum
yang dilakukan selama ini berdampak langsung pada buku teks. Pada saat
kurikulum lama diganti isi atau materi buku teks pun harus disesuaikan dengan
kurikulum baru. Namun, tak jarang masih ditemukan materi yang tidak sesuai
dengan kurikulum berlaku meski buku teks tersebut sudah berlabel "sesuai
dengan KTSP”. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis kesesuaian
materi buku teks Bahasa Indonesia BSE dengan buku teks bahasa Indonesia non BSE
berdasarkan standar isi bahasa Indonesia.
Menganalisis buku teks adalah salah
satu cara apakah buku teks mempunyai kualitas yang baik atau tidak. Semakin
baik buku teks semakin sempurna pengajaran mata pelajaran yang ditunjangnya.
Buku teks bahasa Indonesia bermutu tinggi akan meningkatkan kualitas pengajaran
dan hasil pengajaran bahasa Indonesia. Agar buku teks bahasa Indonesia untuk SD
kelas I dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan hasil pengajaran bahasa dan
sastra Indonesia, maka perlu mengetahui apakah buku teks tersebut bermutu
tinggi.
Analisis terhadap buku teks bahasa
Indonesia untuk kelas I terbitan Platinum dengan buku teks bahasa Indonesia
kelas I terbitan BSE ini diharapkan mampu membantu kita untuk mengetahui peranan
buku teks ini pada sistem pembelajaran dan membantu guru dan siswa untuk
memahami materi pembelajaran.
B.
Identifikasi Masalah
Beberapa
masalah yang muncul berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut.
1)
Bagaimana isi Buku Sekolah Elektronik
(BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas I karya H.Suyatno, Ekarini
Saraswati, T.Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku Inilah Bahasa Indonesiaku SD
kelas I karya Karsidi penerbit Platinum?
2)
Bagaimana penyajian penyajian Buku
Sekolah Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas I karya
H.Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku Inilah Bahasa
Indonesiaku SD kelas I karya Karsidi penerbit Platinum?
3)
Bagaimana kelayakan bahasa Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas I karya
H.Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku Inilah Bahasa
Indonesiaku SD kelas I karya Karsidi penerbit Platinum?
C.
Tujuan
Tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1)
Mendeskripsi kualitas isi Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas I karya H. Suyatno,
Ekarini Saraswati, T. Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku Inilah Bahasa
Indonesiaku SD kelas I karya Karsidi penerbit Platinum
2)
Mendeskripsi kualitas penyajian Buku
Sekolah Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas I karya
H.Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku Inilah Bahasa
Indonesiaku SD kelas I karya Karsidi penerbit Platinum
3)
Mendeskripsikan kelayakan bahasa Buku
Sekolah Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas I karya
H.Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku Inilah Bahasa
Indonesiaku SD kelas I karya Karsidi penerbit Platinum.
PEMBAHASAN
A. Kerangka Teori
Teori
yang dipakai untuk menganalisis perbandingan kedua buku tersebut berdasarkan
Greene dan Petty (1971:540-8) yang memaparkan 10 kriteria cara penulisan buku
yang tergolong berkualitas dan baik. Buku teks yang mampu membimbing siswa
untuk lebih mudah memamahami pelajaran. Sepuluh kriteria yang harus dipenuhi
untuk buku teks yang berkualitas komponen tersebut adalah sebagai berikut.
1. Buku
teks itu haruslah menarik minat anak-anak;
2. Buku
teks itu haruslah mampu memberi motivasi kepada para siswa yang memakainya;
3. Buku
teks itu haruslah memuat ilustrasi yang menarik hati para siswa yang
memanfaatkannya;
4. Buku
teks itu seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai
dengan kemampuan para siswa yang memakainya;
5. Buku
teks itu isinya haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya,
lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana, sehingga semuanya
merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu;
6. Buku
teks itu haruslah dapat menstimulasi atau merangsang aktivitas pribadi para
siswa yang menggunakannya;
7. Buku
teks itu haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang
samar-samar dan tidak biasa, agar tidak sempat membingungkan para siswa yang
memakainya;
8. Buku
teks itu haruslah mempunyai sudut pandang atau point of view yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya menjadi
sudut pandang para pemakainya yang setia;
9. Buku
teks haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan
orang dewasa;
10. Buku
teks itu haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa
pemakainya.
Analisis dilakukan mulai dari membaca
buku, memahami materi, dan mendeskripsikan, dan memberikan simpulan dan saran.
Dari kegiatan tersebut diharapkan hasil terhadap kualitas buku pedoman bagi
guru tersebut.
B.
Metode
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan langsung terjun ke
lapangan untuk mengetahui buku teks yang digunakan di sekolah. Selanjutnya
disediakan lembar observasi tentang buku teks yang digunakan di sekolah.
2. Teknik
Baca Catat
Teknik baca catat dilakukan untuk memperoleh data
berupa materi yang ada dalam buku teks bahasa Indonesia SD I. Teknik ini
dilakukan dengan cara membaca dan mencatat butir-butir materi pembelajaran yang
terdapat dalam buku ajar bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Langkah
selanjutnya adalah membandingkan/mencocokkan dengan butir-butir materi yang ada
dalam standar isi.
C. Hakikat Buku
Teks
Dalam dunia pendidikan, buku teks
sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar. Dalam menyebutkan
istilah bahan ajar, sering berbeda-beda. Ada yang mengatakan sebagai buku teks
dan ada pula yang menyebutkan dengan buku pelajaran. Namun, pada dasarnya
adalah sama dan memiliki peran yang penting dalam dunia pendidikan. Istilah
buku teks merupakan terjemahan atau padanan textbook dalam bahasa
Inggris yang artinya buku pelajaran.
Banyak pendapat ahli yang
mengemukakan pengertian buku teks. Quest (dalam Tarigan 1990:11) mengatakan
bahwa buku teks adalah rekaman pikiran rasial yang disusun untuk maksud-maksud
dan tujuan-tujuan instruksional. Menurut Bacon (dalam Tarigan 1990:11), buku
teks adalah buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas dengan cermat disusun
dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu dan dilengkapi
dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi.
Large (dalam Tarigan 1990:11)
berpendapat bahwa buku teks adalah buku standar atau buku setiap cabang khusus
dan dapat terdiri atas dua tipe, yaitu buku pokok atau utama dan suplemen atau
tambahan. Buku pokok biasanya dijadikan acuan pembelajaran yang digunakan oleh
guru dan siswa di sekolah, sedangkan buku suplemen atau buku tambahan merupakan
buku pelengkap seperti LKS.
Buku pelengkap biasanya berisi
ringkasan materi yang ada dalam buku pokok dan kegiatan evaluasi sesudahnya.
Menurut Tarigan dalam Telaah Buku Teks Bahasa
Indonesia (1986: 66), "Keeratan hubungan buku teks dan kurikulum dapat
diumpamakan, digambarkan atau dibandingkan dengan hubungan antara ikan dengan
air, ikan dengan tebing, atau juga dapat disamakan dengan dua sisi mata uang,
dua tetapi satu, satu tetapi dua”. Namun, di dalam buku teks tidak ada rincian
pasti mengenai apa yang menjadi standar kompetensi atau apa yang menjadi
kompetensi dasar. Semuanya sudah dituliskan menjadi sub-sub materi. Buku teks
yang baik haruslah menarik dan mampu meransang minat siswa untuk termotivasi
belajar. Dengan buku yang menarik siswa akan mau belajar dan tertarik untuk
memahami materi pembelajaran.
Menurut beberapa ahli dalam pusat
perbukuan (Depdiknas 2005:4) buku pelajaran adalah media pembelajaran
(instruksional) yang dominan peranannya di kelas, media penyampaian materi
kurikulum, dan bagian sentral dalam suatu sistem pendidikan.
Dalam Permen Nomor 11 pasal 1
tentang buku teks, dinyatakan bahwa buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib
untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka
peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis,
potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
pendidikan.
Dari beberapa pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa buku teks adalah buku mata pelajaran yang disusun oleh
para pakar sesuai dengan kurikulum, terdiri atas materi pembelajaran,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dan digunakan untuk
membantu guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
Buku pertama yang dianalisis adalah Buku
Sekolah Elektronik (BSE) berjudul Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas 1
karya H. Suyatno,Ekarini
Saraswati,T.Wibowo, Sawali, Sujimat
. Buku pemerintah yang telah lolos penilaian Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) ataupun Pusat Perbukuan (Pusbuk). Sehingga Buku Sekolah
Elektronik (BSE) sudah tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Buku ini memuat sepuluh bab yang terbagi menjadi dua
semester. Tiap-tiap semester terdiri atas
lima bab. Tiap bab terdiri atas tiga sampai empat kompetensi dasar.
Buku kedua yang dianalisis adalah buku non
BSE berjudul Inilah Bahasa Indonesiaku untuk SD dan MI kelas I karya Karsidi
dengan penerbit Platinum. Buku ini milik penerbit swasta yang tidak mendapat
penilaian dari pemerintah. Buku ini memuat
sepuluh bab yang terbagi menjadi dua semester. Tiap-tiap semester terdiri
atas lima tema. Tiap tema terdiri
atas tiga sampai empat kompetensi dasar.
Berikut disajikan hasil analisis aspek kajian isi, kajian
penyajian, dan bahasa.
1. Kualitas Isi
Aspek ini merupakan bahan
pembelajaran yang disajikan di dalam buku pelajaran. Kriteria materi harus spesifik,
jelas, akurat, dan mutakhir dari segi penerbitan. Informasi yang disajikan
tidak mengandung makna yang bias. Kosakata, struktur kalimat, panjang paragraf,
dan tingkat kemenarikan sesuai dengan minat dan kognitif siswa. Kutipan lagu,
puisi, atau wacana yang diambil dari sumber otentik lain diberikan sumber
rujukannya. Ilustrasi harus sesuai dengan teks. Demikian pula peta, tabel,
serta grafik harus sesuai dengan teks, harus akurat, dan sederhana. Sementara
itu, perincian materi harus sesuai dengan kurikulum. Perincian materi juga
harus memperhatikan keseimbangan dalam penyebaran materi, baik yang berkenaan
dengan pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan
proses, latihan dan praktik, tes keterampilan maupun pemahaman.
Kelayakan isi dalam menilai kriteria kualitas penulisan
buku teks bahasa Indonesia meliputi beberapa komponen yaitu:
a) Kesesuaian
materi dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Buku teks pelajaran bahasa Indonesia yang baik seharusnya
berisi materi yang mendukung tercapainya SK (standar kompetensi) dan KD
(kompetensi dasar) dari mata pelajaran tersebut.
Materi yang disajikan mencakup semua materi yang terkandung
dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Materi yang disajikan
juga mencerminkan jabaran yang mendukung pencapaian semua kompetensi dasar
(KD). Selanjutnya materi yang disajikan mulai dari pengenalan konsep, definisi,
prosedur, tampilan output, contoh, kasus, latihan, sampai dengan interaksi
antar-konsep sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik dan sesuai dengan
yang diamanatkan oleh kompetensi dasar (KD).
SK dan KD merupakan tolok ukur pedoman dalam pembelajaran
dan merupakan tujuan ketercapaian pembelajaran.
Uraian materi yang ada di dalam buku secara implisit
memuat materi yang mendukung tercapainya minimum SK-KD yang lengkap dengan
ketentuan sebagai berikut:
o
40 ≤ KD ≤ 60, masuk ke dalam kategori
sangat baik
o
21 ≤ KD ≤ 40, masuk ke dalam kategori
baik
o
KD ≤ 20, masuk ke dalam kategori
cukup baik
o
Dan jika tidak memenuhi ketentuan di
atas masuk ke
dalam kategori
kurang baik..
Tabel 1
Ø SK,
KD Semester 1 dan 2 Mapel Bahasa Indonesia Kelas I SD
SK dan KD tidak
dituliskan secara eksplisit (gamblang) di dalam buku teks, namun ditulis secara
implisit.
Misalnya:
Dalam "Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas I karya H. Suyatno,
Ekarini Saraswati, T. Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku Inilah Bahasa
Indonesiaku SD kelas I karya Karsidi penerbit Platinum"
a. SK dan KD dalam
Buku Sekolah Elektronik (BSE)
Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia ini ditulis secara eksplisit dengan
hanya menuliskan
judul "Ayo belajar
membaca", sedangkan dalam buku Inilah Bahasa Indonesiaku "Bacalah
dengan suara nyaring"
Kedalaman materi "Buku Sekolah Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan
Sastra Indonesia" merupakan uraian materi yang mendukung tercapainya minimum
KD yang sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik. Sedangkan keluasan
materi berkenaan dengan materi yang
disajikan harus mencerminkan jabaran yang mendukung pencapaian semua Kompetensi
Dasar (KD) dan sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik.
Sedangkan materi di buku "Inilah
Bahasa Indonesiaku penerbit Platinum" pada uraian materi yang dijabarkan
yang mendukung pencapaian semua KD terlalu berat bagi kemampuan peserta didik
yang baru mengenal huruf dan belajar membaca, didalam materi cara pengucapan
huruf m, p, b yang benar.
b. Kesesuaian
materi dengan kurikulum
Buku teks bahasa Indonesia yang
memenuhi syarat kriteria kelayakan berdasar BSNP haruslah sesuai dengan
kurikulum yang berlaku (Kurikulum 2006/KTSP). Kurikulum merupakan suatu usaha
untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana
pendidikan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di
sekolah.
Kurikulum yang berlaku untuk bahasa Indonesia 2006
mencakup keterampilan
berbahasa, kebahasaan, dan kesastraan.
Aspek keterampilan
kebahasaan meliputi:
a. Mendengarkan
b. Berbicara
c. Membaca
d. Menulis
"Buku
Sekolah Elektronik Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia" uraian materi
sudah mencakup semua aspek yang ada di standar isi dan sesuai dengan
perkembangan peserta didik, sedangkan dalam buku "Inilah Bahasa
Indonesiaku Penerbit Platinum" uraian materi sudah mencakup semua aspek
yang ada di standar isi. Namun, ada beberapa materi yang dirasakan sangat sulit
bagi anak yang belum lancar membaca untuk memahami kalimat yang sangat panjang.
contohnya:
c.
Keakuratan
materi
Keakuratan materi dalam kriteria kualitas BTBI (Buku Teks Bahasa Indonesia) menurut BSNP
meliputi keakuratan wacana, gambar, contoh, konsep maupun teori.
Materi yang disajikan dalam BSE "Indahnya Bahasa dan Sastra
Indonesia kelas 1" sudah sesuai dengan kenyataan, tidak
dibuat-buat, dan
efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Hal ini dapat terlihat
dengan adanya sumber yang jelas dan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Keakuatan konsep
dan teori tecermin dari kesesuaian teori dengan konsep yang disajikan dalam
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Selain itu, keakuratan teori dan konsep itu terlihat juga dalam
penggunaan yang tepat sesuai dengan fenomena yang dibahas dan tidak menimbulkan
keambiguan.
Materi yang disajikan dalam "Inilah Bahasa Indonesiaku kelas
1 Penerbit Platinum" sudah sesuai dan efisien untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik. Hal ini dapat terlihat dengan adanya sumber yang jelas
dan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Untuk keakuatan konsep dan teori tecermin
dari kesesuaian teori dengan konsep yang disajikan dalam mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Namun, keakuratan
teori dan konsep itu
belum mendapat penilaian dari Badan Standar Nasional Penilaian sehingga ada
beberapa materi dalam bab yang sulit dipahami oleh anak kelas 1 yang belum
lancar membaca.
2. Kualitas Penyajian
Aspek
kelayakan penyajian. Aspek ini harus diperhatikan dalam buku pelajaran, baik
berkenaan dengan penyajian tujuan pembelajaran, keteraturan urutan penguraian,
kemenarikan minat dan perhatian soal. Dari berbagi studi, terlihat bahwa bahasa
(termasuk keterbacaan) merupakan aspek yang cukup unik dalam penyajian materi. Aspek
ini kemudian disajikan terpisah dari materi. Sering penjelasan mengenai kedua
hal tersebut masih bertumpang-tindih, terutama antara materi dan penyajian.
Teknik
penyajian
Dua
buku BSE dan non BSE ditinjau dari teknik penyajian yang merupakan
faktor penentu kualitas suatu buku teks.
Teknik penyajian meliputi:
a. Keruntutan konsep
Keruntutan konsep dalam penyajian kedua buku sudah berhubungan
dengan penyajian konsep disajikan secara runtun mulai dari yang mudah ke sukar,
dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
dikenal sampai yang belum dikenal. Materi bagian sebelumnya bisa membantu pemahaman materi pada
bagian selanjutnya. Dari materi tentang membaca per suku kata tentu lebih mudah daripada membaca suatu cerita
Contohnya:
Contohnya:
b.
Pembangkit motivasi dalam belajar
Pembangkit motivasi dalam penyajian kedua buku dapat berupa uraian tentang apa yang akan dicapai
peserta didik setelah mempelajari bab tersebut dalam upaya membangkitkan
motivasi belajar. Dengan adanya ini siswa akan termotivasi dalam
mempelajari dari bab per bab.
Contoh :
- Pada BSE “Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia” untuk SD kelas I yang ditulis oleh H. Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali dan Sujimat Wahono, pada bab 1 Keluarga, disebutkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam bab 1 adalah (1) mendengarkan bunyi bahasa, (2) memperkenalkan diri, (3) membaca suku kata kata dan kalimat, (4) menjiplak gambar lingkaran dan huruf.
- Pada Non BSE "Inilah Bahasa Indonesiaku" untuk SD kelas I yang ditulis oleh Karsidi penerbit Platinum pada pembelajaran 1 diri sendiri, disebutkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai adalah (1) mendengarkan dan melakukan sesuatu, (2) mengenal nama benda, (3) membaca nyaring, (4) menulis permulaan
c. Kata-kata kunci
baru pada setiap awal bab
Kata-kata kunci baru yang terkait dari setiap bab perlu
disebutkan pada awal bab, agar membantu pemahaman serta pemfokusan siswa.
Contoh:
Pada "BSE
Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia ” untuk SD kelas I yang ditulis
oleh H. Suyatno,
Ekarini Saraswati, Sawali dan Sujimat pada setiap bab kata kuncinya digambarkan dengan bentuk
percakapan untuk menarik siswa.
contohnya:
Pada
BTBI "Inilah Bahasa Indonesiaku" yang ditulis oleh Karsidi penerbit
Platinum pada pembelajaran diri sendiri, disebutkan kata kunci seperti anggota
tubuh, huruf, membaca, nama, sikap dan warna.
Kedua buku memberikan kata kunci yang jelas. Namun, yang mudah
dipahami yaitu buku BSE. Sedangkan buku "Inilah Bahasa Indonesiaku" juga
masih banyak kekurangan
yang perlu mendapat perhatian agar materi yang diperoleh peserta didik tidak terlalu
sulit dan sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis peserta didik. Di bawah
ini ada beberapa contoh kesalahan isi materi/beban materi yang seharusnya bukan
untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar:
d.
Soal latihan pada setiap akhir bab
Soal-soal latihan pada setiap akhir bab pada BTBI diperlukan
agar dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkan konsep yang berkaitan
dengan materi dalam bab sebagai umpan balik disajikan pada setiap akhir bab.
Pada
buku "Inilah Bahasa Indonesiaku" penerbit Platinum dalam penyajian
soal-soal latihan disertai dengan gambar berwarna serta penataan yang indah
untuk menarik siswa agar tidak merasa bosan dan jenuh. Sedangkan pada "BSE
Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia" dalam penyajiannya kurang menarik. Gambar
kurang jelas.
contohnya:
BSE Non
BSE
e.
Pengantar
Pengantar pada kedua buku berisi tujuan penulisan buku teks
pelajaran bahasa Indonesia,
sistematika buku, cara pengajaran, termasuk materi apa saja yang harus
diberikan ke peserta didik untuk satuan masa pengajaran atau satu semester
tertentu, cara belajar yang harus diikuti, serta hal-hal lain yang dianggap
penting bagi peserta didik. Yang ditulis pada awal di kedua buku cuma berbeda cara
penataan serta desain tampilan pada masing-masing
pelajaran pada semester 1dan 2 sudah masuk pada kategori sudah sesuai.
Masing-masing pelajaran sudah menampilkan buku yang baik, serta cover buku yang
digunakan sudah menarik.
3.
Kelayakan Bahasa
Menurut
Pusat Perbukuan komponen kelayakan bahasa buku meliputi :
a)
Keterbacaan
b)
Kejelasan informasi
c)
Kesesuaian kaidah Bahasa Indonesia
d)
Pemanfaatan bahasa secara efektif dan
efesien
Berdasarkan komponen
kelayakan di atas, peneliti menjabarkan kelayakan bahasa buku teks pelajaran
Bahasa Indonesia untuk kelas 1 Sekolah Dasar sebagai berikut :
a).
Keterbacaan
Keterbacaan adalah kemudahan untuk membaca dan
memahami suatu teks atau naskah. Kemudahan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti panjang kalimat, pilihan kata, dan tata letak.
Keterbacaan
pada Buku Sekolah Elektronik " Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia"
sudah sesuai dengan perkembangan psikologis anak yang baru belajar membaca
dengan mengenalkan dari suku suku kata kemudian ditambah dengan huruf mati
terus dirangkai menjadi kalimat
contohnya:
Keterbacaan
pada buku "Inilah Bahasa Indonesiaku" penerbit Platinum juga sudah
sesuai dengan perkembangan psikologis anak yang baru belajar membaca serta
membuat tertarik anak untuk melihat dan membaca karena gambar yang berwarna.
Berikut adalah
keterbacaan yang tidak sesuai untruk siswa kelas 1 SD pada semester 1 yang
seharusnya masih pada tahap belajar membaca:
BSE
pada bab 3 Non
BSE pada bab 2
b) Kejelasan informasi
Pada Buku Sekolah Elektronik "Indahnya Bahasa dan Sastra
Indonesia" dan buku "Inilah Bahasa Indonesiaku" dalam memberi
informasi dan kejelasan dalam memberi perintah
contohnya:
Buku Non BSE Buku
BSE
c. Kesesuaian kaidah
Bahasa Indonesia dan Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efesien
Pada
Buku Sekolah Elektronik (BSE) " Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia yang
ditulis oleh H.Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali dan Sujimat dalam
penulisan nya sudah menggunakan kaidah bahasa yang sesuai dengan kopentensi
dasar serta materinya penyampaian secara runtut walaupun ada di beberapa bab
ada tidak sesuai dengan perkembangan anak kelas I. Sedangkan materi yang ada
didalam buku menggunakan bahasa secara efektif dan efesien
Pada
buku "Inilah Bahasa Indonesiaku" yang ditulis oleh Karsidi Penerbit
Platinum dalam penulisannya sudah menggunakan kaidah bahasa namun buku ini
belum mendapat penilaian dari BSNP yang meneliti kebenaran penggunaan kaidah
bahasa, dalam penulisan ada beberapa yang belum sesuai dengan kompetensi dasar
serta materi dalam buku penyampaian bahasa masih ada yang sulit dipahami oleh
siswa. Penulis juga mengembangkan materi yang luas dengan soal-soal latihan
setiap bab.
PENUTUP
A. Simpulan
Buku
menjadi media yang masih digunakan hingga saat ini. Buku sebagai salah satu media
dalam penyampaian ilmu pengetahuan menjadi alat yang beperan penting bagi pendidikan.
Buku teks pelajaran merupakan buku yang digunakan dalam satuan pendidikan di
indonesia. Oleh karena itu dalam penulisan buku pelajaran kita harus
memperhatikan berbagai aspek sehingga buku yang dibuat tepat sasaran dan mampu
mencerdaskan pembaca bukan membodohi pembaca. Sebagai seorang yang bergerak
dalam dunia pendidikan kita harus mampu memilih memilah buku mana yang cocok
untuk anak didik sesuai dengan perkembangannya. Cara-cara penulisan buku pun
harus diperhatikan agar buku menjadi lebih bermanfaat dan sekedar tidak menulis
asal-asalan guna memenuhi kepentingan pribadi.
B. Saran
Ada
beberapa kekurangan yang ditemukan selama melakukan analisis sehingga saya ada
beberapa saran yang dapat diajukan antara lain:
1.
Penulis harus mempelajari kriteria-kriteria buku teks yang baik..
2.
Pelajari dan pahami dengan baik standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
ada di dalam kurikulum.
3.
menuliskan standar kompetensi, kompetensi dasar, juga indikator kedalam buku
teks jangan hanya tujuan pembelajarannya saja
4.
mempersiapkan dengan matang bahan-bahan atau data yang akan dijadikan materi di
dalam buku teks.
5.
Dalam mendefinisikan sesuatu carilah referensi yang dapat dipercaya.
6.
sebaiknya soal yang diberikan bisa lebih bervariasi seperti pilihan ganda dan
soal teka teki silang yang berhubungan dengan materi
7.materinya
sebaiknya lebih dijelaskan lebih mendetail lagi karena buku teks lebih monoton
ke cerita-cerita pendek
8.
Pendistribusian buku BSE jangan sampai terlambat sehingga sekolah memakai buku
penerbit lain yang belum ada penilaian dari BSNP
Daftar Pustaka
Departemen
Pendidikan Nasional ,2005 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Departemen
Pendidikan Nasional ,2008, Permendiknas Nomor 02 tentang Buku. Jakarta:
Depdiknas.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2323056-pengertian-buku-teksciri-buku/
diakses tanggal 2 Maret 2013
H.
Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali, Sujimat,2008 Buku Sekolah
Elektronik, Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta:PT Macanan Jaya
Cermelang
Karsidi,2012
Inilah Bahasa Indonesiaku,Solo: Platinum, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Mulyasa,
2008.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Tarigan,
Henry Guntur. 1993. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.












The best titanium white wheels on the market - TITanium Art
BalasHapusThe best titanium wheels on the market. A fully adjustable model of titanium dioxide sunscreen wheels for the titanium hammers road titanium tent stove in samsung titanium watch the titanium mig 170 US.